LINK



Kamis, 30 Juni 2011

Gue ingin reggae Indonesia go internasional!

WAWANCARA

Anak kampung yang berontak dari pabrik kaleng.
Memilih hidup dan bermusik di jalanan. Walau digasak dan dicemooh orang, tetap memilih reggae sebagai jalan hidupnya. Lagu-lagunya direkam Putumayo label tersohor dunia untuk world music. Sohor di ajang festival di Amerika tetapi selalu ditolak Kedutaan Amerika di Jakarta ketika mengurus visa.
Inilah reggaeman kita yang selalu bersahaja

SELALU ada berita baru tentang reggae dari Tony Q Rastafara. Selalu ada album atau master musik reggae di dalam tas kecilnya yang akan diperlihatkan kepada orang yang tertarik mencari tahu apa yang kini dikerjakannya. Atau sebuah buku, Bob Marley: Rasta, Reggae, Revolusi yang agak lusuh karena sering dibaca dari tangan ke tangan, dibahasnya bersama beberapa kawan di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan kebetulan dia memberi komentar singkat di sampul belakang. Tony Q, memang reggaeman yang bersemangat!

Kadang dia menghilang dari Jakarta beberapa bulan untuk melakukan konser di beberapa kota di Jawa dan Bali. Biasanya digelar di kampus-kampus, atau bar dan cafe. Kadang langkahnya panjang hingga mancanegara, “Aku mau berangkat ke Aus, nih!” katanya lewat telepon seluler, suatu kali. Maksudnya pergi ke Australia untuk melakukan mixing di Sound Warp untuk album barunya, Anak Kampung, yang akan dirilis dalam waktu dekat ini.

Album Anak Kampung, melibatkan Fully Fullwood, pionir reggae, seorang bassist yang cukup penting perannya dalam perkembangan musik reggae di Jamaika pada dekade 70an.

Selama tigapuluh tahun karir musiknya, Fullwood pernah bekerjasama dengan Bob Marley, Peter Tosh, Black Uhuru, Gregory Isaacs hingga The Mighty Diamondas. Setahun yang lalu, Fully Fullwood dan kawan-kawannya di band Tosh Meets Marley sempat melakukan tur konser di Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan Bali. Di belakang panggung konser, Tony Q diperkenalkan kepada Fully Fullwood dan kawan-kawan, serta manajer Mark Miller.
Tiba-tiba saja scene reggae di tanah-air heboh melihat kedekatan Tony Q dengan Fully Fullwood yang kemudian berujung bekerjasama membuat sebuah album.

Sekembali Tony Q dari Australia, BATAVIASE NOUVELLES menemuinya di Wapres pada suatu petang. Sambil menyeruput kopi pahit dan menghisap rokok kretek dengan diselingi senda gurau, lagi-lagi Tony Q bersemangat menjawab BATAVIASE.

Bagaimana Anda bisa dekat dengan Fully Fullwood lalu bekerjasama membuat sebuah album. Apa ini sebuah kebetulan?
Ya, awalnya memang panitia konser memperkenalkan gue dengan Fully Fullwood. Bagi gue ini seperti mimpi besar. Bisa bernyanyi satu panggung dengan musisi reggae legendaris. Bayangkan, dia bilang,’Reggae lahir di dekat rumah saya.’
Lalu dia cerita tentang Bob Marley yang dulunya masih anak bawang… Wah, orang ini nggak sembarangan. Beberapa lagu Bob Marley kan dia ikut menulis, seperti Mr. Brown, Sun is Shining… Wah, luarbiasa!
Lalu panitia menyiapkan keberangkatan gue ke Bali untuk jam-session dengan band Tosh Meets Marley. Nah, ketika di Bali, ini seperti sebuah kebetulan… Setelah konser selesai, manajer band Mark Miller dan Fully serta para musisi ingin jalan-jalan melihat panorama Bali. Ketika itu panitia kabur entah ke mana, sehingga gue dan seorang sopir menemani mereka pergi ke Tanah Lot.
Bayangkan, dalam mobil cuma gue dan sopir doang orang Indonesia yang mengantar musisi reggae dunia, ada yang datang dari California, Swiss, Kanada. Jadi, walau pun satu band tapi mereka tinggal di negara yang berbeda. Selama perjalanan kita semakin akrab, karena gue membantu motret dan ngejelasin tentang pura Tanah Lot. Mereka sangat senang sekali, happy!

Selama bersama mereka, gue nulis lagu Woman yang kata Fully, ’Stag in my head’ dan Mark Miller dapat ide bikin lagu juga, judulnya In The Ghetto, idenya dia dapat ketika melihat orang-orang Jakarta yang bekerja di pagi buta untuk memberi makan keluarga.

Proses rekaman Woman juga terbilang cepat. Kita janjian ketemu di Studio Intro, Kemang, untuk rekaman. Beberapa jam sebelum mereka datang dari Bali, gue udah di studio, karena gue pengen tepat waktu, nggak mau telat. Di studio gue coba-coba bikin bahan dasar musik untuk Woman dengan gitar. Kemudian Fully datang langsung merespon dengan bass, begitu juga dengan yang lain, memainkan keyboard dan perkusi. Fully saja membuat lima versi bas untuk Woman. Semuanya bagus!
Tapi gue harus memilih satu di antaranya.

Anda tadi bilang “Mimpi besar” bernyanyi satu panggung dan bekerjasama dengan Fully Fullwood. Sebenarnya apa sih cita-cita Anda?
Cita-citaku, tampil dalam festival reggae di Jamaika, memperkenalkan reggae Indonesia kepada publik yang lebih luas lagi.

Bagaimana undangan festival reggae internasional selama ini?
Gue nggak bisa datang ke sana… Karena tidak mendapatkan visa dari kedutaan Amerika. Undangan gue terima tidak lama setelah peristiwa tragedi World Trade Center, sebelas september 2001.
Awalnya panitia Bob Marley Festival di Houston, Texas mengundangku untuk tampil sebagai headliners. Tapi gue nggak mau tampil sendiri karena semua lagu gue kan nggak bisa dimainkan sendiri. Di samping itu, gue punya misi untuk memperkenalkan musik reggae Indonesia untuk publik di sana.
Reggae Indonesia kan ada kendang jaipongnya, talempong minang, suling sunda.. ya kayak gitu! Gue ajukan ke panitia bahwa gue baru mau tampil dengan syarat bisa membawa band gue.

Panitia merespon, ‘Tony kamu bisa mencari player yang kamu butuhkan di Amerika, dari kendang sunda, dll…’. Tapi gue tetap bersikeras, gue baru mau tampil dengan musisi Indonesia. Jumlahnya semua 10 pemain. Lama-lama panitia di sana mengerti dengan kebutuhan gue. Kawan-kawan sudah menyiapkan keberangkatan gue untuk festival itu, mereka mau jadi volunteer, dari membuat ‘malam dana’. Gue sangat terharu!
Tapi ketika mengajukan visa untuk sepuluh musisi di Kedutaan Amerika, kita ditolak. Mungkin pemerintah Amrik masih paranoid, setelah tragedi WTC. Kawan-kawan shock, kok sebagai musisi masih juga dicurigai yang kagak-kagak. Lewat e-mail, gue sebar kabar bahwa Kedutaan Amerika tidak memberikan visa kepada musisi Indonesia. Panitia Bob Marley Festival di Houston cukup kaget juga. Seorang akademisi- musikolog dari West Virginia, Prof. Ann membuat petisi yang didukung para musisi dan akademisi Amerika, yang isinya protes keras terhadap pemerintah Amerika agar memberi kesempatan kepada musisi Indonesia untuk tampil pada sebuah festival musik. Petisi itu dikirim ke Gedung Putih, kantornya Presiden Bush.

Selanjutnya, masih ada undangan festival reggae yang datang?
Dari tahun 2003 sampai 2005, gue terus diundang untuk even Legend of Rasta reggae Festival di Houston, Texas. Tapi kan masalahnya, lagi-lagi Kedutaan Amerika di Jakarta tidak memberi visa. Padahal gue banyak mendapat dukungan, baik moril maupun materiil. Promotor Adri Subono dari Java Musikindo, secara pribadi mau ngasih uang puluhan juta kalau gue jadi berangkat. Tapi kenyataannya semua mentok karena nggak dikasih visa. Gue udah usaha, bekerja… Ya, gue sumeleh saja!

Sejak tahun 2004, setiap ada undangan festival reggae internasional, gue mulai cuekin. Tapi orang Amerika memberi dukungan. Mareka tahu lagu gue kan diputar di festival, tapi bertanya-tanya kok orangnya nggak pernah nongol.
Ada orang Amerika yang bekerja sebagai instruktur pada sebuah perusahaan minyak di Houston selalu berhubungan dengan kita lewat e-mail. Beberapa bulan menjelang festival reggae diselenggarakan, dia selalu siap membantu, dari membelikan tiket dan akomodasi. Suatu kali dia menitipkan uang lewat muridnya dari Indonesia, dia orang Batak, yang kebingungan kok ada instruktur perminyakan Amrik punya sahabat musisi reggae dari Indonesia, he..he…he! Lucu juga tuh!

Dari kejadian itu, lama-lama gue baru mengerti, ternyata orang Amerika itu sangat apresiatif dengan musik reggae Indonesia. Prof. Ann, misalnya, selalu memberi gue dorongan terus berkarya. Ketika dia dengar musik gue yang ada elemen musik Sunda, Jawa atau daerah lainnya di Indonesia, dia bilang, itu musikmu enggak ada di Amerika atau Afrika.

Budaya kita kan unik, sejarahnya panjang. Dia akhirnya mengirimkan lagu-laguku kepada Putu Mayo World Record, perusahaan yang berbasis di New York. Satu lagu gue, Pat Gulipat, masuk dalam kompilasi World Reggae berjudul Reggae Playground bersama musisi reggae dunia.
Gue langsung terharu sekaligus bangga, akhirnya musik reggae Indonesia diakui secara internasional.

Tony Q tak pernah menduga lagunya masuk dalam kompilasi Reggae Playground, bersanding dengan Rita Marley, istri Bob Marley dan Judy Mowatt, penyanyi latar The Wailers band Bob Marley, selain itu beberapa musisi yang mengisi album itu antara lain Johny Dread (Kuba), Eric Bibb (Amerika), Alan Schneider (Prancis), Modusta Largo (Maroko), The Burning Soul (Jamaika), Marty Dread (Amerika), Kal Dos Santos (Brasil), Asheba (Trinidad) dan Toot and The Maytals, band lawas dari Jamaika yang melahirkan kosakata “Reggae” ke dunia ini. Seluruh penjualan album ini diperuntukkan pembangunan sekolah taman kanak-kanak di Jamaika. Sebuah program yang bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa-bangsa dan Rita Marley Foundation.

Bagaimana Anda melihat perkembangan musik reggae di Indonesia, yang sekarang lagi booming?

Gue selalu mendukung kawan-kawan yang bikin band reggae. Dan selama ini juga gue didukung kawan-kawan. Untuk desain sampul album Anak Kampung, yang bikin Ibnu Hibban, yang sudah menonton band gue sejak dia masih SMP. Sekarang dia sudah sarjana, lulusan jurusan seni rupa Institut Kesenian Jakarta. Cover Anak Kampung adalah skripsi Ibnu, dapat nilai A. Gue kan selalu mendukung sesuatu yang positif, kuncinya asal dikerjakan dengan senang hati semua akan berkembang. Setiap gue ngeband selalu ngajak band-band yang baru untuk jam-sesion. Di musik reggae itu nggak ada jarak, tua-muda saling mendukung. Gue nggak pernah menduga perkembangan reggae di masyarakat seperti sekarang ini, walau media masih memperlakukan seperti anak-tiri, kalau mau dibandingkan dengan musik rock atau pop. Sebagai pelaku reggae, gue akan terus bekerja, berkarya, bikin album…

Ada yang bilang Anda terlalu idealis?
Tolok ukur orang itu apa? Gue sih sederhana saja dalam bermusik. Pertama, harus dilakukan dengan senang hati. Penghasilan gue selama ini dari musik. Gak ada sampingan lain. Kalau gue dulu ngamen di jalanan karena gue melakukan itu dengan senang hati. Kalau gue nyanyi di kafe atau konser di daerah, itu semua gue lakukan dengan senang hati. Banyak juga kan yang mengukur apa yang kita kerjakan dengan berapa uang yang kita dapat… Wah,
itu sih bikin gue tertekan! Gue bikin band, jungkir-balik, terus bubar, karena kawan-kawan dulu nggak punya keyakinan musik reggae bisa diterima pasar. Ukurannya uang! Kalau berkesenian diukur dengan uang dan sukses melulu… yah, kita hidup dalam tekanan. Akhirnya bubar.
Gue sudah puluhan tahun bermusik reggae. Ketika almarhum Imanez masih memainkan karya-karya The Beatles, gue sudah ngereggae. Ketika album reggae dia sukses, gue merasa terpacu untuk berkarya. Iman beruntung karena Potlot mengelola bakat dia. Gue kan berproses dari bawah, dari hidup di jalanan, semua bertahap. Suatu kali gue pernah nyodorin karya gue ke sebuah perusahaan rekaman di Glodok. Tapi syaratnya, album gue akan dirilis tanpa menyertakan vocal gue.
Nama gue tetap dipakai tetapi yang nyanyi orang lain…
Edan! Gue langsung tolak. Begitu gue cerita ke kawankawan, justru gue digasak, dicemooh; ‘kok nggak lu ambil aja itu duit. Kan enak nggak usah capek-capek!’ Gue nggak sependapat! Ini karya gue, dan gue punya kemampuan untuk menyanyikannya. Itu kan suatu keyakinan.
Sekarang terbukti, kawan-kawan yang dulu mencemooh, kebanyakan sudah meninggalkan musik, cari kerja yang tidak ada hubungannya dengan musik. Kalau tetap bermusik, paling hanya memainkan lagu-lagu top-40, tidak berkembang dan penuh dengan tekanan, karena banyak diatur-atur orang dan secara materi gak cukup.
Bermusik itu ekspresi kebebasan. Ya, kita harus merawat kebebasan itu, dengan berkarya, mencari ilmu dan bergaul, mengalir saja… Selama kita memberi dukungan kepada potensi seseorang, pasti ada jalan terbuka untuk kita juga. Ada yang bilang,’wah Tony nyebar virus reggae..’
Padahal kan gue bergaul dengan musisi apa saja, rock, metal, punk… Gue suka pergaulan dan saling memberi apa yang kita tahu. Dulu gue sempat jadi instruktur musik di Wisma Relasi (markas band Steven n’ Coconut Treez).
Dari dalam studio, gue perhatiin ada Steven yang sedang melongok lama dari balik kaca. Dia kan dulu main musik hardcore. Rambutnya panjang belum gimbal.

Keesokan harinya, kita ketemu. Dia minta dibikinin rambutnya dreadlock. Gue bikinin tiga biji. Besoknya dia datang lagi, semua rambutnya sudah digimbal tetapi numpuk jadi satu biji gede banget. Gue rapiin, gue gunting terus dijalin satu-satu, akhirnya jadi kayak sekarang ini. Dia itu sudah ada talent reggaenya. Kalau dengar band hardcorenya, dalam albumnya ada satu lagu reggae. Jadi gue nggak pernah ngasih virus, atau mempengaruhi dia supaya bermusik reggae. Ketika mengerjakan album pertama Coconut Treez, The Other Side, gue dengan teman-teman Rastafara ikut membantu. Bahkan, ketika ada yang datang ke gue, namanya Rival, ingin bermain musik reggae, gue perkenalkan pada Steven. Sampai sekarang dia jadi bassis Coconut Treez. Dalam hati, gue senang sekali melihat mereka sekarang berkembang.

BOLEH dibilang Tony Q Rastafara klotokan dalam bermusik reggae. Hingga kini Tony Q telah melahirkan enam album, yaitu Rambut Gimbal (1996), Gue Falling in Love (1997), Damai dengan Cinta (2000), Kronologi (2003), Salam Damai (2005), dan sebuah album yang dirilis 27 April 2007 bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Anak Kampung.

Lirik lagu Anak Kampung adalah sepenggal biografi Tony Q ketika merantau di Jakarta. Pria asal Semarang yang terlahir dengan nama Tony Waluyo Sukmoasih pertama kali hidup di Jakarta bekerja pada PT Singapur-Cakung, sebagai buruh bagian quality control, sebuah pabrik kaleng. Merasa tertekan melihat mesin absensi, ia pindah kerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain periklanan di Sunter. Suatu kali, ia meminta ijin pada sang bos untuk diperkenankan kuliah seni rupa di Institut Kesenian Jakarta. Tapi si bos tak memberi ijin, justru memberinya setumpuk pekerjaan di percetakan. “Saya marah. Sesuai kontrak kerja kan saya sebagai desainer, hanya menggambar, kok diberi tugas di percetakan. Saya keluar!” sergahnya.

Akhirnya, ia berlabuh di Pasar Kaget Blok-M, hidup secara bohemian dengan mengamen. Ia merasa senang, bebas dan nyaman. “Orangtua saya begitu prihatin mendengar cerita orang-orang bahwa saya ngamen… Padahal saya bahagia dengan cara hidup seperti itu. Banyak teman, makan-tidur-ngamen… hari-hari yang bebas. Ngitung duit jam empat pagi di Hoya. Dapat uang beli senar gitar atau beli buku dan alat-alat lukis,” tutur Tony Q. yang pada masa itu banyak belajar dari musisi jalanan, Anto Baret dan lingkar pergaulan seniman Bulungan. Baginya, rasa was-was orangtua adalah wajar, justru mendorongnya untuk lebih berprestasi.

Perjalanan bermusik Tony Q memang terasah lewat mengamen lalu tampil di kafe-kafe di bilangan Blok-M. “Saya bersyukur ada yang memberi kepercayaan untuk tampil. Selain untuk dapur supaya tetap ngebul, sekaligus bisa bergaul dengan segala kalangan. Saya banyak belajar di sana,” tukasnya serius. Kini secara berkala Tony Q tampil di BB’s sebuah bar di bilangan Menteng setiap jumat dan sabtu malam. Di sana kerapkali band-band reggae seperti Steven n’ Coconut Treez, Gangsta Rasta, dan kadang band reggae dari Yogya, Shaggy Dog tampil menyemarakkan suasana.Tony Q kadang menyanyikan lagu-lagu Bob Marley diringi permainan gitar yang ciamik dari seorang bocah. Pada acara Reggae Gathering, peluncuran album Salam Damai, Tony Q melakukan kolaborasi dengan puluhan anak-anak yang memainkan jimbe. Mereka adalah anak-anak yang tinggal di pinggir kali Ciliwung tergabung dalam Sanggar Akar yang dibina oleh Hendrikus pemain perkusi/kendang band Rastafara.

Unsur musik-musik tradisional Indonesia begitu kental dalam lagu-lagu Tony Q Rastafara seperti Paris van Java berlirik bahasa Sunda, Ngayogyakarta berbahasa Jawa, dan Pesta Pantai yang memadukan musik talempong Minang. Perpaduan musik-musik tradisonal Indonesia yang dijelajahi Tony Q Rastafara memikat banyak mahasiswa jurusan musik untuk melakukan penelitian. Obie, mahasiswa jurusan musik Institut Seni Indonesia Jogjakarta telah membuat skripsi dari lagu-lagu Tony Q, dengan nilai A.

Pada April setahun yang lampau, dalam diskusi tentang musik reggae di Universitas Paramadina, seorang mahasiswa bertanya, “Bagaimana musik reggae bisa mengusung ide revolusioner kalau hanya bermain untuk kalangan atas?”

Sebagai pembicara Tony Q memberi penjelasan berdasarkan pengalaman selama hidup di jalanan. Musik reggae, katanya, lahir dari kalangan bawah yang tertindas dan terpinggirkan. Reggae merupakan musik perlawanan terhadap sistem penindasan. Lirik lagu yang dibuatnya adalah cerminan kenyataan hidup di Indonesia. Pat Gulipat menggambarkan bagaimana kawan makan kawan, atau kehidupan politik dan ekonomi kita yang sakit, saling menilap. Kalau lagu reggae yang berasal dari reality itu didengar kalangan atas di bar atau kafe, kata Tony Q, itu adalah bagian dari proses transformasi. Agar kalangan atas menyadari sisi kehidupan yang lain di kalangan bawah dan menengah.

Adalah sebuah kenyataan pula, kalangan atas Jakarta kini ramai mendatangi gig reggae seperti yang digelar di Citos-Cilandak Town Square, Colours, News Cafe dan bar-bar lainnya.

PERJALANAN Tony Q dalam bermusik dimulai bersama kawan-kawannya ketika mendirikan band bernama Roots Rock Reggae pada 1989. Namun sayang, band itu tak sempat berlangsung lama, karena kawan-kawannya merasa tidak yakin kalau reggae bisa dipasarkan di tengah masyarakat, hingga bubar paruh 1990. Tahun 1990 Tony Q memndirikan band kembali dengan nama Exodus, namun bubar pada `1992. Kemudian Rastaman, 1992-1994. Terakhir pada 1994 ia mendirikan band Rastafara, hingga bubar tahun 2000. Kini dia lebih memilih berjalan sendiri bersama para additional players-nya.

Semua nama band yang didirikannya mengambil judul lagu Bob Marley. Seperti umumnya pecinta musik reggae, perjalanan musik Tony Q terinspirasi dari perjalanan panjang Bob Marley baik dalam bermusik, juga keterlibatan sosial-politiknya. Di sampul belakang buku yang ditulis Helmi Y. Haska, Bob Marley: Rasta, Reggae, Revolusi (Kepak Book, 2005), Tony Q memberi komentar,”Selama ini gue memperjuangkan pikiran-pikiran Bob Marley. Marley buat gue adalah guru. Gue salut! Bob Marley memperjuangkan manusia supaya bangkit dari mental budak, mental slavery! Kondisinya mirip-mirip di sini. Gue teruskan perjuangan dia dengan musik reggae di bumi tercinta ini: Indonesia!”.

Berjuang, adalah kata kunci yang sering diucapkan Tony Q. Dan untuk menjadi reggaeman cobalah simak penggalan lagu Reggae berikut ini:
Reggae nggak harus gimbal
Gimbal nggak harus reggae
Reggae nggak harus beganjo
Reggae musik yang pecinta damai

Selasa, 28 Juni 2011

Polyphonic - Ponoreggae

Ponorogo, 9 Juni 2007 lahir sebuah
band The Polyphonic untuk
menyemarakan musik reggae di
tanah air.
Nama The Polyphonic tercetus
akibat kata monotone yang
artinya tidak ada perubahan yang
berarti (gitu-gitu aja). oleh karena
itu terbentuklah nama The
Polyphonic yang berarti
mengkolaborasikan berbagai
suara dan menghasilkan musik
yang merdu, harmonis serta
damai,
pada awalya The Polyphonic
terdiri dari fourel(drum) Aven
(guitar) Chicky (Bass) Franz (Vocal)
dan Rendy (keybord),Franz
(vocal) dan Rendy(keyboardist).
Namun Franz (vocal) dan Rendy
(keyboardist) mengundurkan diri
dan digantikan oleh Java
(vocalist),Rendro(Keyboard) serta
membentuk formasi barul dengan
penambah anggota band yaitu
Yoe (guitar),Loco Bucharest Chaffa,
(Percussions n backing
vocal),Zaym parx
(Percussions),Aris Jiwa
(percussions) dan Jeyje (Pianika).
Aku bebas lepas tanpa cinta
uyeee
hidupku bebas lepas
tanpa cinta penuh dusta
hidupku bebas lepas
tanpa cinta penuh dusta
u yee... huu... huu...
kadang ku terlupa
indah dunia
karena kata cinta
kadang ku terlena
kata cinta yang slalu penuh dusta
kadang senyuman buat ku terluka
senyuman penuh dusta
Sepenggal lirik Bebas tanpa Cinta

Senin, 27 Juni 2011

Tentang almarhum Imanez

Salam Damai.... - Atom
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar
(Atom)
2 2 Maret Maret 2011 2011
di 1:46 PM
Label: Biografi
Biografi "Imanez"
Abdul Firman Saad alias Imanez
meninggal tanggal 22 Juni 2004
pukul 12.30 wib, persis dihari ulang
tahunnya yang ke 36 di RS
Kanker Dharmais akibat kanker
hati akut yang telah lama
diidapnya. Imanez meninggalkan
seorang putri, Vagna Diandra Putri
dan keluarga, sekaligus
meninggalkan sejumlah kenangan
manis, kenangan kreatif pada
sahabat karibnya dan sejumlah
seniman musik di
tanah air.
"Iman adalah sosok kreatif, penuh
energi, spontan dan tentu saja
memberi kontribusi cukup besar
untuk karya teman-temannya.
IMANEZ, alumnus dari Gang Potlot
yang sudah melahirkan beberapa
nama beken di dunia musik
Indonesia. Dimasa hidup sejumlah
hits reggae Anak Pantai, Ikan
Bakar, Sunset, Tequila Sunrise,
Playboy, Tropical Rembulan dan
Samalona sempat lahir berkat
sentuhan tangan dingin Imanez.
Lenny Karvitz-nya Indonesia ini,
pernah membentuk grup Speedy
Beetle dan Metalover, tercatat
sebagai musisi yang mengemas
musik reggae, bukan sekedar
tempelan. Seperti yang bisa
disimak dalam album ANAK
PANTAI (1994) dan SEPONTAN
(1995), baik arrasemen maupun
tema lagunya, sebagai bukti
totalitas Imannez terhadap musik
reggae.
Bahkan, Imanez bisa dibilang telah
memberi warna dalam industri
musik Indonesia serta menebar
inspirasi pada remaja era 90-an.
Sayang, almarhum belum sempat
melahirkan komunitas reggae.
Tapi harus diakui dia adalah
inspirator bagi sejumlah musisi,
terlebih mereka yang memilih
reggae sebagai media
ekspresinya.
Salah satu orang yang punya
kenangan mendalam terhadap
Imanez adalah Kaka. Vokalis
Slank ini mengaku kalau Imanez
dirinya dekat dengan Slank.
Imanez tidak hanya berarti bagi
dirinya tapi juga Slank secara
keseluruhan. Dapat dibilang
Imanez merupakan salah satu
inspirator lahirnya Slank. Karena
almarhum merupakan mantan
vokalis dan bassis Slank sekitar
tahun 1987 sebelum Slank
melakukan debut rekamannya.
"Imanez selalu ada. Dia orang
yang sangat berarti bagi gue," aku
Kaka. Jadi tidak salah kalau anak-
anak Slank, dari Bimbim, Ridho,
Abde, Ivan dan Kaka punya
kenangan tersendiri, bahkan
mantan personil Slank macam,
Bongky dan Indra pun
mengenang Imanez begitu dalam.
Menyinggung mengenai
perkembangan musik Reggae di
tanah air, Kaka berkomentar
sebagai musik yang beda dan
selalu ada. "Walaupun tidak
booming," ujarnya. Dan apa yang
dicita-citakan oleh Imanez tak kan
pernah mati.
Semoga sampai saat ini,
almarhum senantiasa berada disisi
terdekat dari Sang Pencipta.
Amien...

Minggu, 26 Juni 2011

Pengertian tentang SkA

Ska
Sumber aliran
Mento dan musik kalipso Jamaika;
jazz dan rhythm and blues
Amerika Serikat
Sumber
kebudayaan
Jamaika akhir 1950-an
Alat musik
yang biasa
digunakan
gitar , gitar bas , trompet , trombon ,
saksofon , piano , drum, organ
Popularitas
arus utama
Puncak kepopuleran awal 1960-
an; populer secara meluas di
Jamaika & dikenal di
Britania
Raya ; muncul kembali pada 1970-
an/1980-an di Britania Raya dan
akhir 1990-an di
Amerika Utara
Bentuk
turunan
rocksteady , reggae
Genre campuran (fusion)
2 Tone, ska punk, ska jazz
Versi-versi regional
Jepang, Australia
Topik lainnya
Mod, skinhead , Suedehead
Ska (ejaan Inggris: [ˈskɑː ] , Kreol
Jamaika Templat:IPA-endia)
adalah
genre musik yang berasal
di Jamaika pada akhir 1950-an,
dan merupakan pendahulu
rocksteady dan reggae .
[1]
Ska
menggabungkan unsur-unsur
musik mento dan musik kalipso
dari
Karibia dengan jazz dan
rhythm and blues dari Amerika
Serikat . Ciri khas musik ini adalah
jalur bass berjalan dengan
aksentuasi pada ritme upbeat.
Pada awal 1960-an, ska adalah
genre musik yang dominan di
Jamaika dan popular di kalangan
para mod di
Britania Raya . Musik
ini kemudian populer di kalangan
skinhead .
[2] [3] [4] [5]
Sejarah ska umumnya dibagi
menjadi tiga periode: ska asli
Jamaika dari tahun 1960-an
(gelombang pertama),
kebangkitan ska 2 Tone Inggris
pada akhir 1970-an (gelombang
kedua), dan gerakan ska
gelombang ketiga yang dimulai
pada 1980-an, dan meraih
kepopuleran di Amerika Serikat
pada 1990-an.
[6]
Etimologi
Not seperempat ritme gitar
"skank"
[7]
Play ( bantuan ·info)
yang diberi nama secara
onomatope sesuai suara yang
dihasilkan.
Not seperdelapan ritme skank.
[8]
Play ( bantuan ·info).
Ada berbagai teori yang berbeda-
beda menganai asal usul kata ska.
Ernest Ranglin mengklaim bahwa
istilah ska diciptakan oleh musisi
untuk menyebut suara petikan
gitar yang digaruk, "skat! skat!
skat!"
[9]
Menurut penjelasan
lainnya, dalam sesi rekaman
tahun 1959 di bawah produser
Coxsone Dodd, pemain dobel bass
Cluett Johnson menginstruksikan
kepada gitaris Ranglin untuk
"memainkannya seperti ska, ska,
ska." Meskipun penjelasan ini
disangkal sendiri Ranglin yang
membantah "Instruksi itu tidak
cukup untuk memberi tahu apa
yang harus kumainkan!"
[10]
Teori
lebih lanjut mengatakan ska
berasal dari kata skavoovie yang
sering diucapkan Cluett Johnson
ketika menyambut rekan-
rekannya.
[11]
Jackie Mittoo
bersikeras bahwa musisi ska
menyebut ritme yang mereka
mainkan sebagai Staya Staya, dan
Byron Lee adalah tokoh yang
memperkenalkan istilah 'ska'.
[12]
Gitar dan piano menghasilkan
bunyi, seperti 'ska, ska,' itulah
sebabnya kami sebut ska. Suara
gitar dan piano, itulah mengapa
kami menyebutnya sebagai ska.
— Derrick Morgan
[13]
Perbedaan antara beat R&B dan
ska dijelaskan oleh Ernest Ranglin.
Kalau R&B berbunyi "chink-ka",
sementara ska berbunyi "ka-
chink".
[13]
Catatan kaki
1. ^ "Ska". Encyclopædia Britannica.
Hussey Dermot. http://
www.search.eb.com/eb/
article-9118222
. Diakses pada
2007-02-02.
2. ^ Brown, Timothy S., " Subcultures,
pop music and politics: skinheads
and "Nazi rock" in England and
Germany
", Journal of Social
History.
3. ^ Smiling Smash: An Interview
with Cathal Smyth, a.k.a Chas
Smash, of Madness - Ska/Reggae -
08/16/99
4. ^ Marshall, George (1991). Spirit of
'69 - A Skinhead Bible. Dunoon,
Scotland: S.T. Publishing.
ISBN
1-898927-10-3 )
5. ^ Inspecter 7
6. ^ Selvin, Joel, San Francisco
Chronicle, "A brief history of ska"
Sunday, March 23, 2008
7. ^ Snyder, Jerry (1999). Jerry
Snyder's Guitar School, p.28. ISBN
0-7390-0260-0 .
8. ^ Johnston, Richard (2004). How to
Play Rhythm Guitar, p.72. ISBN
0-87930-811-7 .
9. ^ White, Timothy (1983) "Catch a
Fire: The Life of Bob Marley", Corgi
Books
0. ^ Thompson, Dave (2002)
"Reggae & Caribbean Music",
Backbeat Books,
ISBN
0-87930-655-6
1. ^ Boot, Adrian & Salewicz, Chris
(1995) "Bob Marley: Songs of
Freedom", Bloomsbury
2. ^ Clarke, Sebastien "Jah Music: the
Evolution of the Popular Jamaican
Song"
3. ^
a b
Augustyn, Heather (2010).
Ska: An Oral History, p.16. ISBN
0-7864-6040-7 .
Bacaan selanjutnya
Du Noyer, Paul (2003). "Ska". The
Billboard Illustrated Encyclopedia
of Music.
New York City : Billboard
Books. hlm. 350 – 351. ISBN
0-8230-7869-8 .
Neville Staple (2009) Original Rude
Boy, Aurum Press.
ISBN
978-1-84513-480-8
Pranala luar
(Inggris) Third wave ska di
Allmusic
(Inggris) Gelombang ketiga Ska di
Furious.com

Kamis, 23 Juni 2011

Biografi Asian Roots

Personel Asian Roots :
Grace & Anis : Vocal
Ade: Bass
Hensel: Gitar
Robby Maste; Keyboard
Iye: Perkusi
Dave: Drum
Hendro: Terompet
Apakah ada filosofi di balik
nama band ini?
Asian Root diandaikan sebuah
pohon besar, yang tumbuh dan
besar dari benua Asia
yang merupakan simbol akar
genre reggae dari Asia.
Kenapa milih aliran musik
reggae? Hal-hal apa saja yg
membuat milih genre ini?
Bagi kami reggae merupakan
panggilan musik, karena reggae
adalah musik yang mempunyai
roh dan keistimewaan dalam
memainkannya..
Kalau inspirasi lagu-lagunya dari
mana? Influences?
The King of Reggae Bob Marley. UB
40, Aswad, 311, dll.
Kalo punya album sudah berapa
album yang dikeluarkan?
Tahun 1990 ada album "Reggae
Top Pop". Rencana tahun kami
akan merilis album baru dengan
sentuhan reggae soul sesuai era
saat ini.
Sejak kapan mulai konsen di
genre Reggae dan sdh berapa
lama?
Tahun 1985 sampai sekarang.
Pernah ikut musik competition
atau Reggae Festival?
Era tahun 1980-an belum ada
reggae festival.
Bisa sebutkan sering manggung
dimana saja?
Tahun 1989-194 sdh keliling
Indonesia dan beberapa kali
sempat performing di Singapore.
Selain bermusik ada hobi lain,
misalnya main bola, dll?
Main Musik adalah segalanya.
Markas atau tempat ngumpul
dimana?
deMost Cafe tiap malam jumat..
Alamat Management dimana?
Jl. RC. Veteran K-8, Tanah Kusir,
Jakarta Selatan
Telp: (021) 7343856
cp: Seno.

asuhan keperawatan

Perawat sebagai seorang anggota
tim kesehatan, dalam memberikan
askep (asuhan keperawatan)
terhadap klien haruslah dapat
memberikan informasi tentang
klien yang dirawatnya secara
akurat dan komplit dan dalam
waktu dan cara yang
memungkinkan. Seorang klien
tergantung pada pemberi
perawatan untuk
mengkomunikasikan kepada yang
lainnya untuk memastikan mutu
terbaik dari perawatan.
Pendokumentasian sangat penting
dalam perawatan kesehatan saat
ini. Edelstein (1990) mendefinisikan
dokumentasi sebagai segala
sesuatu yang ditulis atau dicetak
yang dipercaya sebagai data untuk
disahkan orang. Rekam medis
haruslah menggambarkan secara
komprehensif dari status
kesehatan dan kebutuhan klien,
boleh dikatakan seluruh tindakan
yang diberikan untuk perawatan
klien. Pendokumentasian yang baik
harus menggambarkan tidak
hanya kualitas dari perawatan
tetapi juga data dari setiap
pertanggung jawaban anggota tim
kesehatan lain dalam pemberian
perawatan.
Dokumentasi keperawatan adalah
informasi tertulis tentang status
dan perkembangan kondisi
kesehatan pasien serta semua
kegiatan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat
(Fischbach, 1991)
Beberapa jenis catatan digunakan
sebagai alat komunikasi untuk
menginformasikan keadaan klien.
Meskipun setiap perusahaan
menggunakan format yang
berbeda, seluruh catatan
mengandung informasi yang
mendasar, yaitu :
1. Identifikasi klien dan data
demografis
2. Informed Consent untuk
tindakan
3. Riwayat keperawatan
4. Diagnosa atau masalah
keperawatan
5. Rencana keperawatan (Nursing
Care Plan)
6. Catatan tindakan keperawatan
dan evaluasi
7. Riwayat medis
8. Diagnosa medis
9. Pesanan terapi
10. Catatan perkembangan medis
dan kesehatan
11. Laporan pengkajian fisik
12. Laporan diagnostik studi
13. Rangkuman prosedur operasi
14. Rencana pulang dan
rangkuman
Di Indonesia tenaga keperawatan
merupakan tenaga kesehatan
yang cukup besar jumlahnya dan
memiliki tugas dan intensitas
waktu kontak dengan pasien yang
relatif banyak dibandingkan tim
kesehatan lain, serta
melaksanakan dan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai
dengan wewenang dan tanggung
jawab berdasarkan kompetensi
pendidikan yang didapatkan.
Kompetensi dan kewenangan
tersebut menunjukkan
kemampuan yang profesional
yang merupakan standar profesi
tenaga kesehatan sehingga mutu
pelayanan kesehatan sangat
dipengaruhi kondisi pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh
perawat dan tim kesehatan lain
Dalam era modern seperti
sekarang ini tuntutan
profesionalisme semakin menguat,
demikian juga terhadap
keperawatan dengan kondisi klien
dan keluarga yang semakin kritis
terhadap upaya pelayanan
kesehatan terutama bidang
keperawatan.
Perawat sebagai garda terdepan
dari pelayanan kesehatan dan
sebagai mitra dokter (bukan
sebagai pembantu dokter) sudah
seharusnya mampu untuk
memberikan pelayan kesehatan
secara maksimal dengan didukung
dengan ilmu pengetahuan
kesehatan terutama ilmu
keperawatan
Pada kesempatan ini
ilmukeperawatan.com hadir
dengan memberikan sedikit dari
begitu banyaknya ilmu
keperawatan
ilmukeperawatan.com mencoba
hadir dengan ilmu keperawatan
walaupun tidak dapat
menghadirkan semua ilmu tentang
perawatan klien dari berbagai jenis
klasifikasi mulai dari klasifikasi
penyakit dalam, bedah, anak,
kebidanan, gawat darurat, tht,
mata, saraf, yang diulas dengan
gamblang tentang bagaiman
perawatan klien yang meliputi
tinjauan teori definisi, penyebab,
tanda dan gejala, patifisiologi,
pathways, komplikasi, pemeriksaan
fisik, penatalaksanaan medis,
penatalaksanaan keperawatan :
pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi
keperawatan dari berbagai
literatur.

Kamis, 09 Juni 2011

Trik xl update juni 2011

Assalamualaikum,
Trik ini saya temukan ketika googling diintrnet, operator yg satu ini memang sulit untuk gratisan internet, tapi kali ini ada trik buat gratis di UCWEB, untuk opmin tidak bisa, caranya seperti dibawah ini.

Setting hp :
proxy : search.yahoo.com / www.brothersoft.com
port : 80

set ucweb :
frontquery: m.facebook.com@
proxy tipe: host
proxy server: m.facebook.com

Nb :
1. Trik ini hanya berjalan dari jam 00.00 sampai 17.00 jadi, bila malam tidak bisa,
2. Disarankan pulsa dibawah Rp. 1000 biar aman dan tidak ludes pulsanya, karena XL menggunakan intrnet waktu,

selamat mencoba !!!
Semoga berhasil !!!

Cool B themes Slider